Jawaban Palsu Merebak Jelang UN (Ujian Nasional) - Sekitar 2.448.071 siswa SMA, MA, dan SMK bakal mengikuti ujian nasional (unas) hari ini. Sebanyak 41.327 di antaranya adalah siswa yang tidak lulus tahun lalu dan ikut ujian ulang tahun ini. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) berharap agar pelaksanaan unas hari pertama ini diawali dengan kejujuran. Siswa diimbau tidak percaya dengan isu beredarnya soal maupun kunci jawaban palsu seperti yang mewarnai persiapan unas di NTB.
Mendiknas M. Nuh mengatakan, semua daerah siap melaksanakan unas jenjang SMA/SMK/MA. Menurut dia, pendistribusian seluruh soal ujian berjalan sesuai rencana. Yaitu, tiba di semua daerah pada H-1. Saat ini naskah soal disimpan di polsek dan didistribusikan ke seluruh sekolah pada pagi. Mendiknas mengimbau semua pihak berlaku jujur dalam pelaksanaan unas tahun ini. ''Jangan percaya dengan adanya kebocoran soal. Siswa harus percaya diri,'' ungkapnya kemarin (21/3).
Terkait isu kebocoran soal di NTB, Kemendiknas berupaya menindaklanjuti. Dia mengatakan, tidak ada jaminan bahwa soal yang beredar itu adalah soal unas tahun ajaran 2009-2010. ''Tinggal mencocokkan saja besok (hari ini). Apakah soal yang beredar itu sama dengan soal ujian,'' ujarnya. Mendiknas mengimbau siswa tidak sibuk mencari bocoran soal. Sebab, siswa justru malah dirugikan. ''Mereka akan kehilangan waktu belajar, kehilangan uang untuk membeli bocoran soal, dan kehilangan kepercayaan diri," jelas mantan Menkominfo itu.
Menurut dia, ada beberapa tip yang bisa diterapkan siswa. Pertama, siswa harus tenang. ''Tidak perlu bingung dan stres,'' ujarnya. Sebab, suasana psikologis itu ikut memengaruhi kemamuan berpikir. Kedua, siswa diminta ihtiar. Ketiga, siswa diminta tidak percaya dengan isu spekulatif bocornya soal unas. Keempat, kata Nuh, yakinlah bahwa dengan kejujuran siswa tak hanya mampu menyelesaikan soal, tapi juga membawa keberkahan. Kelima, siswa diminta mohon doa restu kepada orang tua. "Jangan lupa juga siapkan alat tulis dan kartu ujian,'' sebut mantan rektor ITS itu.
Sejatinya, kata Nuh, siswa tak perlu khawatir tidak lulus unas. Sebab, Kemendiknas membuka peluang bagi siswa yang gagal pada ujian utama untuk mengikuti ujian ulang. Bahkan, tahun ini sekitar 65 ribu siswa tingkat SMA dan SMP yang tak lulus unas tahun lalu kembali mengikuti ujian tahun ini. ''Jadi, sebenarnya nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Orang tua dan sekolah wajib memberikan pemahaman ini kepada putra-putrinya,'' terang pejabat asal Surabaya itu.
Kendati demikian, untuk menghindari terjadinya kebocoran, pengawasan ketat tetap dilakukan. Yaitu, pengamanan berlapis yang dilakukan kepolisian, inspektorat jenderan (itjen), dan perguruan tinggi. Nuh mengungkapkan, Kemendiknas tak memiliki target kelulusan tertentu. ''Target kami lebih pada kejujuran. Dengan begitu, ujian ini kredibel di mata semua orang,'' ucap bapak satu anak itu.
Source: jawapos
No comments:
Post a Comment